Posted in

Startup RI Mendunia, Produknya Laku Keras di Luar Negeri

## Privy Ekspansi ke Australia: Pasar yang Lapar Akan Solusi Otomatisasi dan Proyeksi Pertumbuhan 35-40%

Privy, perusahaan teknologi terkemuka di Indonesia, terus menunjukkan ekspansi agresifnya ke pasar global. Setelah sukses di Indonesia, kini Privy telah menancapkan kukunya di Australia, sebuah pasar yang dinilai memiliki potensi pertumbuhan yang signifikan. CIO Privy, Krishna Chandra, menjelaskan bahwa keberhasilan Privy di Australia tak lepas dari karakteristik pasar yang berbeda dengan Indonesia.

“Australia, bersama negara-negara Barat lainnya, tengah memasuki era transformasi digital yang masif dengan fokus utama pada otomatisasi berbagai proses bisnis,” ujar Krishna saat ditemui di kantor Privy pada Selasa (16 September 2025). “Hal ini menciptakan demand yang tinggi terhadap layanan seperti yang ditawarkan Privy, dan yang lebih penting, willingness to pay (kesediaan membayar) di Australia jauh lebih tinggi dibandingkan Indonesia.” Pernyataan ini menegaskan strategi Privy yang tepat sasaran dalam memilih pasar yang memiliki kesiapan dan daya beli yang cukup untuk solusi otomatisasi.

Privy sendiri secara strategis memilih untuk memasuki negara-negara maju dengan budaya dan penerimaan teknologi yang tinggi. Hal ini sejalan dengan visi perusahaan untuk menjadi pelopor solusi digital di kancah internasional. COO Privy, Nitin Mathur, menambahkan bahwa regulator di Australia bahkan mempelajari regulasi yang diterapkan di Indonesia, khususnya mengenai perlindungan identitas digital dan penggunaannya. Ini menjadi bukti pengakuan internasional terhadap inovasi dan keamanan sistem yang dikembangkan Privy.

Melihat ke depan, Privy berencana untuk semakin meningkatkan kapabilitasnya dengan memanfaatkan kecerdasan buatan (AI). Integrasi AI akan menjadi kunci dalam mempermudah penggunaan layanan dan meningkatkan produktivitas pengguna.

“Inovasi selanjutnya akan difokuskan pada pengembangan produk-produk berbasis AI,” jelas Nitin. “Kami akan tetap menjaga interaksi manusia yang personal, namun secara simultan mendesain ulang produk kami agar lebih efisien dan cerdas melalui teknologi AI.” Strategi ini menunjukkan komitmen Privy untuk selalu berinovasi dan memberikan pengalaman pengguna yang optimal.

Selain integrasi AI, Privy juga fokus pada perluasan use case produknya. Meskipun tanda tangan dan sertifikasi elektronik saat ini belum menjadi kebutuhan seluruh industri, Privy yakin bahwa dengan memperluas penerapannya ke berbagai sektor, adopsi teknologi ini akan semakin cepat dan masif.

“Kami akan mengembangkan dua pendekatan,” tambah Krishna. “Pertama, meningkatkan penetrasi di industri yang sudah ada. Kedua, dan yang tak kalah penting, adalah memperluas use case ke industri-industri baru. Dengan strategi ini, kami optimis dapat mempercepat adopsi produk kami dan meraih pertumbuhan yang lebih pesat.”

Terkait proyeksi pertumbuhan di tahun depan, Nitin optimistis Privy akan mampu mencapai pertumbuhan organik antara 35-40%. “Proyeksi pertumbuhan 35-40% ini murni berasal dari perkembangan bisnis organik kami,” tegas Nitin, menunjukkan keyakinan Privy terhadap kekuatan dan daya saing produk serta strateginya di pasar domestik dan internasional. Ekspansi ke Australia dan inovasi berbasis AI menjadi pondasi kokoh bagi pencapaian target pertumbuhan tersebut. Privy siap untuk menjadi pemimpin dalam revolusi digital, baik di Indonesia maupun di pasar global.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *